Sabtu, 30 Maret 2013

Kehidupan



            Pada awalnya kita yangbergantung pada waktu. Semua yang kita lakukan terpaku pada keadaan dan waktu. Pada kenyataannya kita yang harus mengendalikan waktu bukan waktu yang mengendalikan kita. Kehidupan juga demikian, bukan bagaimana kehidupan akan membawa kita sejahtera bahagia dan sukses namun bagaimana agar kita sukses, bahagia dalam kehidupan.
            Hari ini aku sangat letih setelah berjam-jam aku melalui perjalanan untuk menikmati alam kecil yang indah tanpa kehidupan manusia didalamnya. Awalnya aku merasa takut karena malam dan hujan telah menyapa sesampainya aku dipinggir hutan. Aku mendengar ombak besar tak jauh dari tempat aku mendirikan tenda. Namun apa daya jika ilmu geografi menyatakan bahwa air laut pasang saat malam. Maka aku hanya menikmati lezatnya bakaran ikan. Keesokan harinya. Aku masih melihat bulan purnama indah menyapaku. Matahari belum muncul saat itu. Aku mencoba kepinggir pantai dengan beberapa teman, membersihkan diri dan pakaianku setelah semalaman bermain lumpur dalam perjalanan kami sebelum mendirikan tenda. Wajar saja, karena jalan memang sangat licin akibat hujan. Aku jatuh berkali-kali dan sayatan luka ada dimana-mana. Pengalaman sangat menyenangkan wisata alam yang asri.
            Aku duduk sembari menunggu matahari terbit berharap bajuku bisa kering agar bisa aku pakai. Namun semua bermain dengan buih-buih ombak. Aku terbayang sahabatku yang sedang berusaha menggapai asanya dalam mempelajari budaya jawa sebagai syaratnya untuk keluar negeri. Namun pagi ini aku membaca pesannya bahwa ia gagal. Tak apa, masih ada kesempatan ditahun depan. Aku yakin dia bisa. Aku pun tak bisa berusaha banyak untuknya hanya untaian do’a dan semangat yang kusalurkan semampuku. Meski pada haqiqinya semua kembali pada kehendak Allah.
            Kawan, tetaplah semangat, mari kita berusaha untuk menggapai cita-cita kita.