Pada
awalnya kita yangbergantung pada waktu. Semua yang kita lakukan terpaku pada
keadaan dan waktu. Pada kenyataannya kita yang harus mengendalikan waktu bukan
waktu yang mengendalikan kita. Kehidupan juga demikian, bukan bagaimana
kehidupan akan membawa kita sejahtera bahagia dan sukses namun bagaimana agar
kita sukses, bahagia dalam kehidupan.
Hari
ini aku sangat letih setelah berjam-jam aku melalui perjalanan untuk menikmati
alam kecil yang indah tanpa kehidupan manusia didalamnya. Awalnya aku merasa
takut karena malam dan hujan telah menyapa sesampainya aku dipinggir hutan. Aku
mendengar ombak besar tak jauh dari tempat aku mendirikan tenda. Namun apa daya
jika ilmu geografi menyatakan bahwa air laut pasang saat malam. Maka aku hanya
menikmati lezatnya bakaran ikan. Keesokan harinya. Aku masih melihat bulan
purnama indah menyapaku. Matahari belum muncul saat itu. Aku mencoba kepinggir
pantai dengan beberapa teman, membersihkan diri dan pakaianku setelah semalaman
bermain lumpur dalam perjalanan kami sebelum mendirikan tenda. Wajar saja,
karena jalan memang sangat licin akibat hujan. Aku jatuh berkali-kali dan
sayatan luka ada dimana-mana. Pengalaman sangat menyenangkan wisata alam yang
asri.
Aku
duduk sembari menunggu matahari terbit berharap bajuku bisa kering agar bisa
aku pakai. Namun semua bermain dengan buih-buih ombak. Aku terbayang sahabatku
yang sedang berusaha menggapai asanya dalam mempelajari budaya jawa sebagai
syaratnya untuk keluar negeri. Namun pagi ini aku membaca pesannya bahwa ia
gagal. Tak apa, masih ada kesempatan ditahun depan. Aku yakin dia bisa. Aku pun
tak bisa berusaha banyak untuknya hanya untaian do’a dan semangat yang
kusalurkan semampuku. Meski pada haqiqinya semua kembali pada kehendak Allah.
Kawan,
tetaplah semangat, mari kita berusaha untuk menggapai cita-cita kita.